Jumat, 24 April 2015

Perkembangan E-commerce di Indonesia

Rasa-rasanya, setidaknya mengacu pengalaman penulis, semakin jamak di sekeliling kita, entah kawan atau kolega, memasarkan barang jualan pada akun pesan instan/media sosial miliknya. Terutama di BlackBerry Messenger, Facebook, Twitter, dan Instagram.Situasi ini sejalan dengan kian gempitanya bisnis dalam jaringan/daring, atau e-dagang (e-commerce), di tanah air belakangan. Fenomena pemanfaatan akun personal tadi adalah sedikit representasi dari kian banyak, sekaligus bervariasinya, perdagangan berbasis internet.

Ambil contoh rumah123.com untuk laman jual-beli-sewa properti, zenius.net (bimbingan belajar bentuk video SD s.d SMA), klik-eat.com (pesan-antar makanan), Gojek.com (transportasi), orori.com (perhiasan), bahkan pembantu.com (asisten rumah tangga).

Apa yang tersaji di awal tadi sebenarnya menandakan betapa kian sempurnanya struktur pasar e-dagang di Tanah Air. Terlebih, jika kita merujuk konsep e-commerce dari David Baum dalam “Buku Pintar Internet Membangun Web-E-Commerce (2000)”, maka semuanya sudah ada.Sebagai model bisnis, ada lima implementasi primer e-dagang. Pertama, model iklan baris (classified), dimana penyedia laman tidak terlibat proses jual beli secara langsung, namun mereka menawarkan iklan premium seperti dilakukan OXL. Kedua, model marketplace C2C (consumer to consumer), yang mana penyedia jasa memfasilitasi langsung transaksi untuk mengutip komisi seperti dilakukan Tokopedia dan Bukalapak. Ketiga,shopping mall, hanya penjual ternama yang bisa jualan model bisnis komisi seperti Blibli. Keempat, model toko daring B2C (business to consumer), yakni penjual skala besar pemilik barang menjual, memasarkan, bahkan mendistribusikan sendiri untuk bertumpu pada profit produk terjual seperti dilakukan Lazada, Bhineka, dan Zalora.Terakhir, model paling populer –karena dilakukan oleh banyak lapisan masyarakat di sekitar kita saat ini– tentu saja yang menggunakan media sosial dan pesan instan populer, dengan menerapkan skema bisnis profit per penjualan.Di mata penulis, yang menggelembungkan ini semua dengan cepat, selain banyak kota urban di Indonesia yang kian terjebak kemacetan kronis plus gaya hidup masyarakat makin praktis, tentu saja hal ini terkait guliran peminat serta nominal bisnis yang demikian besar.

Dalam beberapa kesempatan, baik Kementerian Perdagangan dan Departemen Komunikasi Informatika menyebutkan, pembeli daring tahun 2012 lalu 3,1 juta dari total pengguna internet 59,6 juta. Lalu, 4,6 juta dari 72,8 juta (2013) dan 5,9 juta pembeli dari 83,7 juta (2014).Tahun ini diperkirakan mencapai 7,5 juta dari 93,4 juta atau mendekati 10% populasi. Nilai bisnisnya? Tergolong jumbo, karena estimasi tahun ini 20 miliar dolar AS (Rp180 triliun) atau naiknaik lebih dari 2 kali lipat dari angka tahun 2013 sebesar 8 miliar dolar AS.Pun demikian, mengacu data yang penulis himpun, 42% pemimpin pasar eksisting e-dagang ini berasal dari perusahaan asing (Jepang 63%, Amerika Serikat 17%, Singapura 8%, Jerman 8%, serta Inggris 4%), murni modal Indonesia 50%, dan sisanya 8% joint venture.

Untuk itulah, proteksi bisnis lokal dan nasional harus jadi prioritas saat ini. Jangan sampai, seperti kita sudah saksikan sebelumnya, terutama dalam industri telekomunikasi seluler, bangsa kita sebatas konsumen di tengah hajat besar bangsa asing di rumah kita.Agar tak (lagi-lagi) jadi penonton, langkah utama yang harus dilakukan adalah memastikan pebisnis lokal, terutama sektor logistik/ekspidisi dan institusi keuangan (internet banking daninternet payment) dilibatkan pebisnis asing e-dagang dari sisi regulasi.

Regulator pun harus selalu memastikan, terutama pemain asing di sektor e-commerce, mutlak mematuhi aturan teknis. Seperti mulai dicanangkan Kementerian Keuangan melalui SE-62 tentang kewajiban perpajakan maupun Depkominfo soal sertifikasi pebisnis daring.


http://swa.co.id/my-article/memproteksi-pasar-e-dagang-tanah-air

Jumat, 17 April 2015

Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
            Rasa syukur yang dalam ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya  penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini. Adapun judul Penulisan Ilmiah adalah “ Analisis Perbandingan Perhitungan Deposito Bagi Hasil pada Bank BRI Syariah dan Bunga pada BRI Konvensional”.
            Tujuan dari penyusunan Penulisan Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Ekonomi, Jurusan Manajemen Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
            Dengan segala keterbatasan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam Penulisan Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran dari semuah pihak khususnya para pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Penulisan Ilmiah ini.
            Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapar berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kelancaran tugas mata kuliah, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1.      Ibu Prof. E.S. Margianti,SE,MM sebagai rector Universitas Gunadarma yang telah memberika kesempatan kepada penulis untuk pembuatan penulisan ilmiah ini.
2.      Bapak Toto Sugiharto, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Imam Murtono Soenhadji, Ph.D selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma.
4.      Ibu Fettiana Gianadevi, S.Kom., MMSI., selaku Koordinator Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
5.      Bapak Heru Purnomo.SE, MM., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingandalam menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
6.      Bapak dan Ibu Dosen, selaku staff pengajar Universitas Gunadarma yang turut membantu sehingga penulisan ilmiah ini dapat terselesaikan.
7.      Bapak Fadolin selaku pimpinan manajer pembiayaan PT. Bank BRI Syariah yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis untuk memperoleh data.
8.      Untuk kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan semangat, kasih sayang dan dukungan moral maupun materiil serta doa restunya selama penyusunan penelitian ini sehingga selesai.
9.    Teman-teman di kelas 3EA04 yang telah turut memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
10.  Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu yang telah memberikan bantuannya demi kelancaran penulisan ilmiah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak tersebut diatas semoga Alah SWT membalas segala kebaikan dan keikhlasannya.
                                                                                                            Depok, 16 April 2015

                                                                                                                        Penulis