Masalah
utama remaja berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis
identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah
besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini
merupakan masalah bagi setiap remaja di belahan dunia ini.
Oleh karena pergaulan di masa remaja ini, maka remaja mempunyai
kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian dan
dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di masa remaja.Bila kebutuhan
remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan
pribadi yang “lemah”, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu
penyalahgunaan narkoba.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis.
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati,
ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik
bergantian.Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis,
euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol
perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Di
Indonesia lingkungan yang paling penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga
untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba di tengah keluarga
merupakan dukungan yang amat berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan
pendidikannya dan memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin
meneruskan sekolah dan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang
untuk hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar