Baru-baru ini kita mulai dipanaskan kembali dengan budaya
tawuran di antara para pelajar. Sampai-sampai terjadi korban jiwa. Dan sungguh
sadis, tawuran kali ini bukan hanya dengan main tangan, tetapi lebih dari itu
menggunakan senjata tajam.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang kami amati sebagai
penyebab tawuran, yaitu kami bagi menjadi faktor internal maupun eksternal.
Faktor Internal
1- Kurangnya didikan agama
Faktor internal yang paling besar
adalah kurangnya didikan agama. Jika pendidikan agama yang diberikan
mulai dari rumah sudahlah bagus atau jadi perhatian, tentu anak akan memiliki
akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia inilah yang dapat memperbaiki perilaku
anak
Jadi
tidak semua anak mesti cerdas. Jika cerdas namun tidak memiliki akhlak mulia,
maka ia pasti akan jadi anak yang brutal dan nakal, apalagi jika ditambah jauh
dari agama.
2- Pengaruh teman
Faktor lainnya yang ini masih masuk
faktor internal adalah lingkungan pergaulan yang jelek.
Biasanya karena pengaruh teman, takut dibilang “cupu
loe ga mau ikut tauran, punya nyali ga loe..??” atau “ini
kan buat kebaikan sekolah kita, klo loe ga ikut mending ga usah jadi temen gue”.
Kalau anak sudah memiliki agama yang bagus ditambah ia tahu bagaimana pergaulan
yang buruk mesti dijauhi, ditambah dengan ia tidak mau perhatikan ucapan
kawannya atau kakak angkatannya “cupu” atau “culun”. Tentu ia tidak mau
terlibat dalam tawuran.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal faktor eksternal secara tidak
langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan aksi tawuran. Di antara
faktor tersebut salah satunya
Kurangnya perhatian orang tua.
Saat
ini pendidikan anak sudah diserahkan penuh pada sekolah. Orang tua (ayah dan
ibu) hanya sibuk untuk cari nafkah mulai selepas fajar hingga matahari
tenggelam. Sehingga kesempatan bertemu dan memperhatikan anak amat sedikit.
Jadinya, tempat curhat dan cari perhatian si anak adalah pada teman-temannya.
Kalau yang didapat lingkungan yang jelek, akibatnya ia pun akan ikut rusak dan
brutal. Beda halnya jika ibunya berdiam di rumah. Tentu dia akan lebih
memperhatikan si anak
Biasanya
para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah ke bawah. Disebabkan
faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat
mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahia. Karena di
antara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar
dapat dianggap jagoan.
Jadi,
yang terpenting dari ini semua adalah tarbiyah (pendidikan) agama dan pembinaan
iman, ini faktor penting yang membuat anak tercegah dari tawuran, di samping
pula perhatian orang tua. Semoga kita menyadari hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar