Banyak
hal yang membuat kita ragu dalam bertindak. Pengalaman atau pengaruh buruk
dari lingkungan sekitar menjadikan kita lemah dalam mengambil keputusan. Selalu
kita melihat orang lain menjadi terkatung-katung, disebabkan karena tidak
adanya pendirian dalam menjalani kehidupan. Sebagian orang lebih peduli akan sesuatu yang membuat ia
merasa terlihat bagus di depan orang banyak, ketimbang menjadi dirinya sendiri.
Sifat apatis, egois, dan suka ikut-ikutan, membuat proses perkembangan
lingkungan maupun pribadi akan semakin mudah goyah bahkan rusak. Saat mulai
beranjak dewasa, orang-orang akan berfokus pada masa depan. Tentu dengan
berbagai persiapan dan kerja keras, menentukan kualitas dari tujuan setiap
individu yang dilakoni.
Mengenal
dan menerima diri sendiri dengan apa adanya merupakan hal pertama yang sangat
penting untuk dilakukan. Proses ini berupaya agar kita bisa menemukan poin-poin
kelebihan yang kita miliki. Terkadang
kekurangan menjadikan kebutaan untuk menemukan kelebihan-kelebihan yang
sebenarnya ada pada diri kita masing-masing. Dengan mencintai dan mengikhlaskan
apa yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa, pintu untuk memasuki kelebihan-kelebihan
tersebut terbuka lebar. Sehingga, semangat dan kepercayaan diri muncul seiring
dengan usaha yang kita lakukan.
Hanya
karena tidak bisa populer di lingkungan sekitar, terkadang kita menjauhi
potensi yang seharusnya patut untuk dijalankan. Ini disebabkan karena adanya
sifat mengeluh akan kekurangan yang dimiliki, sehingga kelebihan orang lain
menjadi penghalang untuk masuknya perilaku dan respon yang positif . Berkeluh
kesah hanya menaruh perhatian kepada hal yang tidak penting. Dengan kata lain,
semangat dan tekun menjadikan langkah lebih cepat dari pada harus menyesali apa
yang telah terjadi.
Pada
saat kritikan atau pun saran yang dilontarkan, terkadang sebagian orang tidak
bisa menerima hal tersebut dengan lapang dada. Apalagi ada yang menyikapinya
terlalu berlebihan dengan emosi yang tidak terkendali. Ketika ada orang yang tidak
menyukai atau membenci , salah satu yang harus kita lakukan adalah menerima
kekurangan tersebut. Selanjutnya mengubah mindset
dengan menjadikan hal tersebut sebagai evaluasi untuk meningkatkan kualitas
diri. Jika masih ada yang masih insecure atau
menolak keberadaan kita, biarkan saja dan tetap fokus dengan apa yang dilakukan.
Sejatinya semua orang ingin dipuji, dihargai, dan
disayangi oleh orang-orang sekitar. Sebagian kita merasa bahwa dengan hal tersebut
bisa menjadikan diri menjadi lebih baik. Kenyataannya tidak. Banyak kita yang
terobsesi dengan hal tersebut menjadi
hilang kendali dan tidak mencerminkan diri sendiri. Lambat laun, rasa jenuh
selalu menggerogoti hingga penyesalan menjadi akhir dari pelajaran. Banyak
orang-orang besar yang dulunya dicemooh oleh lingkungan sekitar, dan sekarang
menjadi inspirasi bagi semua orang. Kunci sukses mereka adalah selalu tampil
konsisten dan fokus dengan apa yang ia yakini, meskipun tidak mengharapkan
pujian dari orang lain. Berpura-pura menjadi orang lain agar bisa diterima
sangat melelahkan dan menyiksa diri sendiri.
Terkadang ada saatnya kita harus menjauh dari kerumunan
tanpa ada orang lain. Ini bukan berarti kita mencari kesenangan sendiri atau
anti akan lingkungan sosial. Tujuan langkah ini adalah untuk menemukan apa yang
sebenarnya kita inginkan dan butuhkan.
Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi diri atas apa yang telah kita lakukan
selama ini. Waktu khusus yang kita luangkan tersebut menjadikan kualitas diri
menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga menjadikan pribadi unggul dan
tidak terbawa arus yang salah untuk ke depannya.
Dari langkah-langkah di atas bisa disimpulkan,
bahwasanya sangat penting untuk menjadi diri sendiri. Dengan berpura-pura menjadi orang lain,
hanya akan menyiksa dan membohongi kehidupan yang sebenarnya diperuntukkan
untuk orang lain. Mencintai, jujur, serta ikhlas terhadap apa yang kita peroleh
menjadi kunci sederhana untuk memperolehnya. Hasil dari proses ini pada
akhirnya, menjadikan pribadi yang menyenangkan serta inspirasi bagi orang
banyak.
Keterangan Penulisan :
Penulisan ini menggunakan penalaran deduktif (umum-khusus), dimana kalimat khusus dijelaskan pada bagian akhir penulisan berupa kesimpulan.
Nama : RAHMAT DANIL FEBRIAN
Kelas : 3EA04
NPM : 15212935
Keterangan Penulisan :
Penulisan ini menggunakan penalaran deduktif (umum-khusus), dimana kalimat khusus dijelaskan pada bagian akhir penulisan berupa kesimpulan.
Nama : RAHMAT DANIL FEBRIAN
Kelas : 3EA04
NPM : 15212935
Tidak ada komentar:
Posting Komentar