Kamis, 19 Maret 2015

1.      Identitas Jurnal
Judul             : Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecerdasan Emosional pad Remaja
Penulis           : Ika Fauziah Nur dan Agustina Ekasari
Jurnal             : Vol. 1 , No. 2, September 2008

2.      Ringkasan Jurnal
2.1. Pendahuluan
Remaja merupakan periode transisi atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang  ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Biologis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder, sedangkan psikologis di-tandai dengan sikap perasaan, keinginan, dan emosi yang labil atau tidak menentu. Di  masa peralihan ini, banyak kendala yang akan dihadapi remaja akibat berbagai perubahan seperti perubahan fisik, sosial, emosi-onal, dan lain-lain, yang semua itu dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan. Akibatnya, masa ini disebut juga sebagai masa yang penuh dengan badai dan tekanan, karena remaja harus belajar ber-adaptasi dan menerima semua perubahan yang seringkali me-nyebabkan pergolakan emosi dalam dirinya. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, serta mengatur keadaan jiwa.

2.2. Permasalahan
Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional pada remaja?

2.3. Tinjauan Pustaka
a.       Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya, yang merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri, seperti karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi (Hurlock, 1990:58). Konsep diri menurut Agustiani (2006:138) merupakan gambaran yang dimiliki sese-orang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dalam teorinya, Carl Rogers juga menyebutkan bahwa konsep diri dengan kata lain disebut diri(self).
b.      Komponen Diri
1.      Diri Ideal (Self Ideal)
Diri ideal merupakan gambaran dari sosok seseorang yang sangat dikagumi.
2.      Citra Diri (Self Image)
Adalah cara individu melihat  diri sendiri dan berpikir mengenai diri individu sekarang/saat ini.
3.      Harga Diri (Self Esteem)
Adalah komponen yang bersifat emosional dan merupakan komponen yang paling penting dalam menentukan sikap dan kepribadian seseorang.

c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
1.      Pola Asuh Orangtua
2.  Kegagalan
3.  Depresi
4.  Kritik Internal

2.      Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.  Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut  kreativitas, kola-borasi, inisiatif, dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk mengantisipasi dorongan-dorongan keliru, untuk kemudian menyelaraskannya dengan proses ke-hidupan dengan sentuhan manusiawi (Cooper dan Sawaf, dalam Ginanjar, 2005:280).

3.      Komponen Kecerdasan Emosional
1.  Mengenali emosi diri. 
2.  Mengelola Emosi.
3.  Memotivasi Diri.
4.  Mengenali Emosi Orang Lain.
5.  Membina Hubungan dengan Orang Lain.

4.      Remaja
Remaja adalah masa penghubung atau masa peralihan antara masa  kanak-kanak dengan masa dewasa, dimana pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmani-ah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995:148).

5.      Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (dalam Mini, 2006:12-14) tugas-tugas per-kembangan remaja secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mampu membina hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
2.  Mencapai peran maskulin dan feminin.
3.  Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan tubuh secara efektif.
4. Mencapai  ketidaktergantungan emosi dengan orangtua dan orang dewasa lainnya.
5.  Persiapan menikah dan kehidupan berkeluarga.
6.  Persiapan karir ekonomi.
7. Mempunyai satu set nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah  laku serta mengembang-kan ideologi.
8.  Mencapai tingkah  laku sosial yang bertanggung jawab.

2.4. Hubungan antara Konsep  Diri dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencoba menyusun puzzle  diri sendiri. Kepingan-kepingan  puzzle  itu antara lain penampilan, kecerdasan, kepribadian, dan keterampilan-keterampilan lain-nya sehingga terbentuk apa yang dinamakan konsep diri. Remaja yang memiliki konsep diri positif, akan sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari perasaan kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula, dengan kata lain, remaja tersebut mampu mengenali emosinya dengan baik, sehingga dapat dikatakan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional yang baik (Hamachek, dalam Rakhmat, 2001:106). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan kosep diri yang positif (baik) remaja memiliki kecerdasan emosional yang tingi.

3.      Metode Penelitian
a.       Teknik Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling  (sampel acak sederhana) yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara  acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
b.         Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambun Selatan kelas 12 sebanyak 70 orang (sampel) dari 405 siswa (populasi)
c.       Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu pengujian parameter populasi yang merupakan data yang diperoleh dari sampel dengan menetapkan syarat-syarat tertentu (Siegel, 1997:38)
d.      Instrumen Penelitian
Instrumen/alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman angket yang disusun berdasarkan skala  Likert.  Pertama, angket mengenai konsep diri yang merupakan variabel bebas (X). Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Tennessee Self Concept Scale  (TSCS) terjemahan Nurhidayah (1996) yang disusun dan dikembangkan oleh Fitts (1965). Skala ini terdiri dari 90 butir pernyataan. Kedua,  yaitu skala kecerdasan emosioal yang me-rupakan variabel terikat  (Y), dimana angket ini mengungkap lima komponen kecerdasan emosional Goleman (1998). Angket ini berisi 50 butir pernyataan.
e.       Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment  untuk melihat hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional. Seluruh uji statistik ini dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)  12.00 for windows.


4.      Hasil Penelitian
Dari penilitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat antara konsep diri dengan kecerdasan emosional. Koefisien korelasi bertanda positif artinya hubungan konsep diri dengan kecerdasan emosional searah, sehingga semakin tinggi (positif) konsep diri seseorang maka akan semakin tinggi kecerdasan emosionalnya, sebaliknya semakin rendah (negatif) konsep diri seseorang
maka akan semakin rendah kecerdasan emosionalnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar