1. Identitas Jurnal
Judul :
Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecerdasan Emosional pad Remaja
Penulis :
Ika Fauziah Nur dan Agustina Ekasari
Jurnal : Vol. 1 , No. 2,
September 2008
2. Ringkasan Jurnal
2.1. Pendahuluan
Remaja merupakan
periode transisi atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa
yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan
psikologis. Biologis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan
seks sekunder, sedangkan psikologis di-tandai dengan sikap perasaan, keinginan,
dan emosi yang labil atau tidak menentu. Di masa peralihan ini,
banyak kendala yang akan dihadapi remaja akibat berbagai perubahan seperti
perubahan fisik, sosial, emosi-onal, dan lain-lain, yang semua itu dapat
menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan. Akibatnya, masa ini disebut juga
sebagai masa yang penuh dengan badai dan tekanan, karena remaja harus belajar
ber-adaptasi dan menerima semua perubahan yang seringkali me-nyebabkan
pergolakan emosi dalam dirinya. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih
yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi, serta mengatur keadaan jiwa.
2.2. Permasalahan
Apakah terdapat
hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional pada remaja?
2.3. Tinjauan
Pustaka
a. Konsep Diri
Konsep diri adalah
gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya, yang merupakan gabungan dari
keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri, seperti
karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi
(Hurlock, 1990:58). Konsep diri menurut Agustiani (2006:138) merupakan gambaran
yang dimiliki sese-orang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan
faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan
terdiferensiasi. Dalam teorinya, Carl Rogers juga menyebutkan bahwa konsep diri
dengan kata lain disebut diri(self).
b. Komponen Diri
1. Diri Ideal (Self Ideal)
Diri ideal
merupakan gambaran dari sosok seseorang yang sangat dikagumi.
2. Citra Diri (Self Image)
Adalah cara
individu melihat diri sendiri dan berpikir mengenai diri individu
sekarang/saat ini.
3. Harga Diri (Self Esteem)
Adalah komponen
yang bersifat emosional dan merupakan komponen yang paling penting dalam
menentukan sikap dan kepribadian seseorang.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
1. Pola Asuh Orangtua
2. Kegagalan
3. Depresi
4. Kritik
Internal
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh
yang manusiawi. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan bagi
otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi
menyulut kreativitas, kola-borasi, inisiatif, dan transformasi,
sedangkan penalaran logis berfungsi untuk mengantisipasi dorongan-dorongan
keliru, untuk kemudian menyelaraskannya dengan proses ke-hidupan dengan
sentuhan manusiawi (Cooper dan Sawaf, dalam Ginanjar, 2005:280).
3. Komponen Kecerdasan Emosional
1. Mengenali
emosi diri.
2. Mengelola
Emosi.
3. Memotivasi
Diri.
4. Mengenali
Emosi Orang Lain.
5. Membina
Hubungan dengan Orang Lain.
4. Remaja
Remaja adalah masa
penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa, dimana pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai
kematangan fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmani-ah, terutama fungsi seksual
(Kartono, 1995:148).
5. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst
(dalam Mini, 2006:12-14) tugas-tugas per-kembangan remaja secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Mampu membina
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
2. Mencapai
peran maskulin dan feminin.
3. Menerima
keadaan fisik dan mampu menggunakan tubuh secara efektif.
4.
Mencapai ketidaktergantungan emosi dengan orangtua dan orang dewasa
lainnya.
5. Persiapan
menikah dan kehidupan berkeluarga.
6. Persiapan
karir ekonomi.
7. Mempunyai satu
set nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah laku serta
mengembang-kan ideologi.
8. Mencapai
tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
2.4. Hubungan
antara Konsep Diri dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja
Masa remaja adalah
masa dimana seseorang mencoba menyusun puzzle diri sendiri.
Kepingan-kepingan puzzle itu antara lain penampilan,
kecerdasan, kepribadian, dan keterampilan-keterampilan lain-nya sehingga
terbentuk apa yang dinamakan konsep diri. Remaja yang memiliki konsep diri
positif, akan sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan
berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih
sampai bahagia, dari perasaan kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang
mendalam pula, dengan kata lain, remaja tersebut mampu mengenali emosinya
dengan baik, sehingga dapat dikatakan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional
yang baik (Hamachek, dalam Rakhmat, 2001:106). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan kosep diri yang positif (baik) remaja memiliki kecerdasan emosional yang
tingi.
3. Metode Penelitian
a. Teknik Penelitian
Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling (sampel acak sederhana) yaitu cara pengambilan sampel dari
anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambun Selatan kelas
12 sebanyak 70 orang (sampel) dari 405 siswa (populasi)
c. Pengolahan Data
Teknik pengolahan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik
parametrik, yaitu pengujian parameter populasi yang merupakan data yang
diperoleh dari sampel dengan menetapkan syarat-syarat tertentu (Siegel,
1997:38)
d. Instrumen Penelitian
Instrumen/alat
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman angket yang disusun
berdasarkan skala Likert. Pertama, angket mengenai konsep
diri yang merupakan variabel bebas (X). Adapun angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala Tennessee Self Concept Scale (TSCS)
terjemahan Nurhidayah (1996) yang disusun dan dikembangkan oleh Fitts (1965).
Skala ini terdiri dari 90 butir pernyataan. Kedua, yaitu skala
kecerdasan emosioal yang me-rupakan variabel terikat (Y), dimana
angket ini mengungkap lima komponen kecerdasan emosional Goleman (1998). Angket
ini berisi 50 butir pernyataan.
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment untuk
melihat hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional. Seluruh uji
statistik ini dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) 12.00 for windows.
4. Hasil Penelitian
Dari penilitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat
antara konsep diri dengan kecerdasan emosional. Koefisien korelasi
bertanda positif artinya hubungan konsep diri dengan kecerdasan emosional
searah, sehingga semakin tinggi (positif) konsep diri seseorang maka akan
semakin tinggi kecerdasan emosionalnya, sebaliknya semakin rendah (negatif) konsep
diri seseorang
maka akan semakin
rendah kecerdasan emosionalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar